PENGARUH FREKUENSI SISTEM TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBAN PUNCAK MESIN RUSTON 16 RKC

Authors

  • Asep Ruchiyat Politeknik Negeri Ketapang

DOI:

https://doi.org/10.31959/js.v10i1.376

Keywords:

beban puncak, frekuensi sistem, bahan bakar, mesin ruston 16 RKC

Abstract

Permintaan daya listrik meningkat dengan seiring bertambahnya penduduk dan penggunaan alat-alat elektronik sebagai kebutuhan primer. Pemakaian daya bertambah karena penggunaan alat elektronik seperti penanak nasi, AC, kipas angin, dan pompa air yang membuat berlebihnya daya pada beban puncak. Hal ini juga mempengaruhi pemakaian bahan bakar yang kurang efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi sistem terhadap penggunaan bahan bakar pada mesin Ruston 16 RKC pada saat beban puncak di PT. PLN (Persero) area di PL. Sukaharja Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Persentase kenaikan sfc pada tanggal 25 Agustus 2018 mencapai 0,011 %/kWh. Rata-rata penggunaan pada bulan Agustus dengan jam operasi 24 jam pada mesin ruston adalah 0,271 ℓ/kWh. Rata-rata persentase penggunaan bahan bakar pada rata-rata penggunaan sfc bulan Agustus 2018 sebesar 0,0106 %/kWh. Jumlah Sfc pada tanggal 17 Juli 2018 adalah 0,322222 ℓ/kWh. Operasi pada beban puncak mengalami kenaikan pemakaian bahan bakar sebesar 0,0126 %/kWh. Selisih pada 17 Juli 2018 dan 25 Agustus 2018 sebesar 0,038928 ℓ/kWh. Rata-rata persentase kenaikan penggunaan bahan bakar pada bulan Juni yaitu 0,0113 %/kWh. Rata-rata persentase kenaikan penggunaan bahan bakar pada bulan Juli yaitu 0,0112 %/kWh. Frekuensi normal yang telah ditetapkan oleh Unit Pengatur Beban (UPB) yaitu 50.00 Hz. Namun terkadang UPB menaikkan frekuensi sistem hingga 50.20 Hz yang mempengaruhi pengoperasian mesin semakin banyak dan pemakaian bahan bakar yang banyak akibat adanya beban kejut. Apabila frekuensi sistem terlalu rendah maka akan merusak peralatan rumah tangga yang digunakan konsumen. Kondisi yang terjadi di Kabupaten Ketapang ini lebih tinggi daya nyata yang dibangkitkan daripada daya nyata yang dikonsumsi, sehingga seharusnya mesin dapat dimatikan satu atau dua unit tapi tetap beroperasi. Sehingga hal ini menjadi faktor pemborosan penggunaan bahan bakar, mesin harus tetap beroperasi walaupun tanpa beban maksimal hanya untuk mempertahankan frekuensi sistem.

Author Biography

Asep Ruchiyat, Politeknik Negeri Ketapang

Harus Bisa

References

Buku Pendidikan dan Pelatihan PT. PLN (Persero) Udiklat Bogor, 2013. Turbocharger Intercooler.

Buku Pendidikan dan Pelatihan PT. PLN (Persero) Udiklat Bogor, 2011. Pemeliharaan Mesin Diesel PLTD Besar.

Corder dan Anthony, 1992, Teknik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga.

Dhillon, 2006, Maintainability, Maintenance, And Reliability For Engineers.

Jay dan Barry Render, 2001, Operations Management, Preventive Maintenance Adalah: A Plan That Involves Routine Inspections, Servicing, And Keeping Facilities In Good Repair To Prevent Failure.

Kadir, A, 2000, Distribusi dan Utilasi Tenaga Listrik, Universitas Indonesia, Jakarta.

M.S Sehwarat dan J.S Narang, 2001, Production Management.

Published

2020-06-24

Issue

Section

Artikel