Pemanfaatan GIS dalam Pembuatan dan Penetuan Morfometri DAS Wailela
DOI:
https://doi.org/10.31959/js.v11i1.559Keywords:
DAS Wailela, restorasi, DEM, morfometri,Abstract
Keterbatasan lahan di pusat Kota Ambon untuk pembangunan pusat pemerintahan, perdagangan dan pemukiman, menyebabkan Kota Ambon sudah mulai sampai pada titik jenuh dari sisi kapasitas tampungan lahan bagi pembangunan. Sehingga pemerintah mulai mengimplementasikan kebijakan pembangunan yang mulai menyebar ke luar pusat Kota Ambon. Pengalaman bencana banjir dan longsor yang pernah terjadi sebelumnya, maka pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah melakukan program pengelolaan banjir terpadu untuk lima sungai utama di kota Ambon yang kerap mengalami banjir.
Pilot project yang dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai Maluku di Kota Ambon untuk berkolaborasi menunjang program pengelolaan banjir terpadu, salah satunya melalui restorasi Sungai Wailela di Desa Rumahtiga – Kecamatan Teluk Ambon, memerlukan data teknis DAS Wailela yang komprehensif. Pengumpulan data suatu DAS tidaklah mudah dan memerlukan biaya, proses dan waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dibuatlah alternatif sebuah kajian ilmiah melalui ekstraksi batas DAS dari DEM (Digital Elevation Model) Pulau Ambon untuk menentukan morfometri DAS Wailela.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara geografis area DAS Wailela yang terbagi atas 21 SubDAS, terletak antara koordinat 3°36’32,4” - 3°39’43,2” LS dan 128°7’44,4”- 128°11’16,8” BT dan luas 17.728.759,6328 m2 (17,73 km2), serta keliling DAS Wailela adalah 24.822,2264 m (24,82 km). Untuk morfometri DAS Wailela antara lain: panjang DAS 9.550,3603 m (9,55 km); lebar Das 1,86 km; kemiringan/gradien alur sungai utama Wailela 0,0197; Orde jaringan sungai Wailela metode Strahler adalah sampai dengan orde ke-3, indeks percabangan (Rb) orde ke-1 = 2,2 dan orde ke-2 = 1, dengan Rb DAS Wailela = 5,2; kerapatan alur sungai (Dd) = 1,24 ; nisbah pendekatan kebulatan bentuk DAS (Rc) = 0,36. Berdasarkan hasil identifikasi data dan Rc, maka DAS Wailela termasuk karakter DAS dimana sungainya mengalami kenaikan dan penurunan muka air banjir yang berlangsung dengan cepat atau debit puncak yang datang dengan cepat, begitu juga penurunannya.
References
Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Badan Informasi Geospasial. 2008.
http://ambonkota.bps.go.id/linkTabelStatis/View/id/2.html
http://geo.ugm.ac.id/wp-content/uploads/doc/2013/05/Ektraksi-Morfometri-Daerah-Aliran-Sungai.pdf
http://www.scribd.com/mobile/doc/292437427/Laporan-Foto-Pengelolaan-Banjir-Ambon-Nov-2015.html
Indarto, Sri Wahyuningsih, Ferdinan Usman, Lutfi Rohman. 2008. Pembuatan Jaringan Sungai dan Karakteristik Topografi DAS dari DEM-JaTim. Media Teknik Sipil,Juli 2008 (99–108)
Nugroho, H. 2012. Aplikasi Hidrologi. Jogja Mediautama. Malang.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
Prahasta, E. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika. Penerbit Informatika. Bandung.
Prahasta, E. 2004. Sistem Informasi Geografis: Tutorial Arc View. Penerbit Informatika. Bandung.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor, Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta. UGM Press.
Sitanala, Arsyad. 2012. Konservasi Tanah dan Air, Edisi Kedua. IPB Press. Bogor.
Soewarno. 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai, (Hidrometri). Nova. Bandung.
Taufik H. Purwanto., 2013, Ektraksi Morfometri Daerah Aliran Sungai Dari Data Digital Surface Model (Studi Kasus Das Opak) [Online] Available at: http://geo.ugm.ac.id/wp-content/uploads/doc/2013/05/Ektraksi-Morfometri-Daerah-Aliran-Sungai.pdf [Accessed 24 February 2016]